Headlines News :
Box 1 Image 1 Box 1 Image 1 Box 1 Image 2 Box 1 Image 3
Box 2 Image1 Box 2 Image 2 Box 2 Image 3
Box 3 Image 1 Box 3 Image 2 Box 3 Image 3
Box 4 Image 1 Box 4 Image 2 Box 4 Image 3 Box 4 Image 3
Box 5 Image 1 Box 5 Image 2 Box 5 Image 3

TV Online

Written By Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia on Selasa, 01 Mei 2012 | 02.14

Puting Beliung Porakporandakan Rumah Warga

Written By Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia on Senin, 30 April 2012 | 01.34

Musibah Puting Beliung di Desa Pakkasalo


Ketua PILHI BONE SEDANG MEWAWANCARAI KEPALA DESA PAKKASALO

Makalah Pelestarian Lingkungan Hidup

Written By Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia on Kamis, 08 Maret 2012 | 22.41

BAB I
PENDAHULUAN
  
A.PENTINGNYA EKOSISTEM HUTAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA”

Hutan merupakan satu ekosistem yang sangat penting di muka bumi ini, dan sangat mempengaruhi proses alam yang berlangsung di bumi kita ini. Ada 7 fungsi hutan yang sangat membantu kebutuhan dasar “basic needs” kehidupan manusia, yaitu:
Hidrologis, hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun embun yang pada khirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai melalui mata air-mata air yang berada di hutan. Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dan diimpan di dalam tanah dan tidak terbuang percuma.
Melihat topografi Minahasa, bergunung-gunung dan terjal, sehingga banyak lahan-lahan kritis yang mudah tererosi apabila datang hujan. Keberadaan hutan sangat berperan melindungi tanah dari erosi dan longsor.
Hutan pula merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman-tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kita tak punya lagi dapur alami bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi tanaman-tanaman air yaang ada di sungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.
Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim, melalui kumpulan pohon-pohonnya dapat memprduksi Oksigen (O2) yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerap carbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru wilayah setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah.
Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga fungsi hutan yang penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio-embrio flora dan fauna yang bakal menembah keanegaragaman hayati. Dengan salah satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan kondisi ketahanan ekosistem di satu wilayah.
Hutan mampu memberikan sumbangan hail alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang industri, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan lain seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat.
Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya, sebagai penambah estetika alam bagi bentang alam yang kita miliki.


BAB II

PERMASALAHAN

A. BEBERAPA PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

    Cukup banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi.
    Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup.
    Kurangnya peralatan pengolah lingkungan di indonesia.
    Kurangnya pengawasan dari pemerintah pusat maupun daerah.

 B. BENTUK KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

    Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam

Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a.Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1.Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2.Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3.Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4.Gas yang mengandung racun.
5.Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

b.Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1.Berbagai bangunan roboh.
2.Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3.Tanah longsor akibat guncangan.
4.Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5.Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

c.Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1.Merobohkan bangunan.
2.Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3.Membahayakan penerbangan.
4.Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

    Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:

1.Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
2.Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3.Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

    Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

1.Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
2.Perburuan liar.
3.Merusak hutan bakau.
4.Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5.Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6.Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
7.Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.


BAB III
UPAYA PELESTARIAN

Pelestarian lingkunagn hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada UU No.23 1997. UU ini berisi tentang rangkaian upaya untuk melindungi kemampuanlingkungan hidup terhadap terhadap tekanan perubahan dan dampak negative yang ditimbulkan suatu kegiatan. Upaya ini dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam yang ada dapat berlanjut selama ada kehidupan.

1.Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:

a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur    tentang Tata   Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan    Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986,    tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

    Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,

Tujuan pokok Badan Pengendalian Lingkungan:

    Menanggulangi kasus pencemaran.
    Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
    Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
    Mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.


2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a.Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b.Pelestarian udara

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembaban udara akan tetap terjaga.

2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.

3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1.Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2.Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3.Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4.Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5.Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
6.Ikut berpartisipasai dalam kegiatan pecinta alam.
7.Memasok peralatan yang canggih.
8.Melakukan penyuluhan pada masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup.

d. Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1.Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2.Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3.Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4.Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1.Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2.Melarang kegiatan perburuan liar.
3.Menggalakkan kegiatan penghijauan.


BAB IV
KESIMPULAN

    Kita sebagai generasi muda yang baik harus bnikut serta dalam upaya melestarikan lingkungan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup.
    Dengan melestarikan lingkungan berarti kita telah menyelamatkan beribu bahkan berjuta juta nyawa. Karena banyak nyawa yang melayang itu banyak disebabkan adanya kerusakan lingkungan.
    “Lingkungan hidup” merupakan tempat berinteraksi makhluk hidup yang membentuk suatu system jaringan kebutuhan, yaitu: jenis dan jumlah masing- masing unsur lingkungan, interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, perilaku dan konndisi unsur lingkungan hidup dan factor material, seperti suhu dan cahaya.
    “Lingkungan hidup”, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
    Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Dampak Pemanasan Global terhadap Kehidupan Manusia

Pendahuluan

Pemanasan global atau yang lebih dikenal “global Warming”, sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Hal ini lebih sering dibicarakan setelah dampak dari fenomena tersebut dirasakan oleh masyarakat dunia. Di Indonesia, banyak terjadinya bencana banjir, kebakaran hutan, merebaknya wabah penyakit menular, dan musim yang tak menentu disinyalir merupakan imbas pemanasan global. Pemanasan global ini juga sering disebut “efek rumah kaca”. Jika orang awam mendengar istilah tersebut, maka akan terbayang rumah atau gedung tinggi yang banyak menggunakan kaca pada bangunannya. Padahal hal ini salah sama sekali. Kaca-kaca tersebut tidak menyebabkan pemanasan global itu sendiri. Hal ini hanyalah istilah yang berasal dari rumah-rumah kaca di negara-negara beriklim sedang. Rumah-rumah tersebut digunakan untuk membudidayakan buah-buahan serta sayur-sayuran. Prinsip dari rumah kaca tersebut adalah sinar matahari akan dengan mudah menembus kaca yang bening. Setelah menyinari tumbuhan yang ada di dalam rumah kaca, sinar akan dipantulkan kembali dan menyebabkan suhu menjadi hangat. Panas tersebut akan dihalangi oleh kaca-kaca. Sehingga ruangan tetap terjaga kehangatannya. Begitu pula yang dialami oleh bumi. Cahaya matahari yang sudah sampai ke permukaan bumi akan tertahan oleh selubung gas-gas rumah kaca sehingga tak dapat kembali ke angkasa. Pada akhirnya, panas itu akan tetap berada dibumi, lalu akan semakin bertambah, dan menyebabkan naiknya suhu rata-rata secara bertahap.

Isi

Pengertian dari pemanasan global itu sendiri adalah meningkatnya temperatur rata-rata bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca. Panas dari bumi yang seharusnya dipantulkan lagi ke angkasa, tertahan oleh gas-gas rumah kaca yang terkandung dalam atmosfer. Gastersebut antara lain adalah karbon dioksida dan metana.
Faktor utama penyebab makin meningkatnya gas-gas tersebut adalah perkembangan teknologi yang tidak ramah lingkungan. Kebutuhan manusia terus bertambah. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut dengan cepat dan efesien, dibutuhkan industri-industri besar. Memang hasilnya bagi manusia sangat menguntungkan, tapi limbah hasil keluaran pabrik itu yang sangat tidak berpihak pada alam. Air, Udara, dan tanah akan tercemar jika tidak ditangani dengan sistem penanggulangan yang berwawasan lingkungan. Meningkatnya jumlah kendaraan berbahan bakar fosil juga akan ikut mempercepat pemanasan global. Asap hasil emisi kendaraan bermotor yang tidak sempurna mengandung karbon dioksida dan karbon monoksida. Dua jenis material tersebut tidak sanggup diserap seluruhnya oleh tumbuhan yang jumlahnya semakin berkurang.
Dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global hampir semuanya negatif. Mungkin ada beberapa dampak positif dari fenomena ini, tapi yang akan kita bahas hanyalah dampak negatifnya.
Secara tidak langsung, pemanasan global ini berpengaruh pada cuaca yang tidak menentu. Suhu rata-rata permukaan bumi meningkat secara bertahap. Dari naiknya suhu rata-rata tersebut, tingginya permukaan air laut juga berpengaruh. Pemanasan yang berpusat di belahan utara bumi, menyebabkan es di kutub utara mencair. Dengan cairnya es tersebut, debit air laut akan bertambah dan menyebabkan pulau-pulau rendah akan tenggelam dan hilang. Hasil pertanian pun tidak luput dari pengaruh pemanasan global. Hujan atau kemarau yang terlalu panjang, menyebabkan sering terjadi banjir atau kekeringan parah. Pertumbuhan tanaman akan terganggu yang pada akhirnya juga akan mengurangi hasil panenan.
Dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2007, dapat dilihat dampak pemanasan global yang akan terjadi per 1 derajat Celcius kenaikan rata-rata suhu dunia dalam rentang kenaikan 1-5 derajat Celcius. Berdasarkan data ini, antara 1970 hingga 2004, di Indonesia telah terjadi kenaikan suhu rata-rata tahunan antara 0,2-1 derajat Celcius yang dapat mengakibatkan: Penurunan produksi pangan sehingga bisa meningkatkan risiko bencana kelaparan, peningkatan kerusakan pesisir akibat banjir dan badai, peningkatan kasus gizi buruk dan diare, serta perubahan pola distribusi hewan dan serangga sebagai vektor penyakit.
Dari segi kesehatan, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress udara panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria. Persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperatur meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, demam berdarah dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

Penutup

Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Baik itu secara langsung atau tidak langsung pada manusia. Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang terasa semakin panas yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.

Alamku Meradang, Jiwaku Terluka

*Tulisan ini pernah diikutsertakan dalam lomba esei kelingkungan yang diselenggarakan Fakultas Psikologi UI tahun 2008*

“Selamatkan Bumi Kita”. Mungkin kalimat tersebut adalah jargon yang sering kita dengan akhir-akhir ini. Apalagi dengan adanya istilah baru yang kita kenal dengan pemanasan global atau global warming. Tapi menurut saya pribadi, ada yang terdengar janggal dalam istilah tersebut. Kalimat “Selamatkan bumi kita”, terkesan seperti kita sebagai manusia, menyelamatkan bumi yang sedang dalam ancaman pihak di luar bumi. Kita seperti menghadapi ancaman yang di konteks ini, manusia adalah sebagai pihak yang terancam. Perubahan alam ini dipersalahkan atas ketidakstabilan bumi yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Pada faktanya, manusialah yang telah menyebabkan perubahan alam ini. Hilangnya hutan sebesar 2,8 juta hektar dalam setahun (Kapanlagi.com, 21 Mei 2005), adalah salah satu contoh perbuatan manusia yang merusak alam. Alam menjadi tidak stabil dan pada akhirnya, mempengaruhi kehidupan manusia juga. Hingga kita sadari, masalah sejatinya adalah pada diri manusia itu sendiri. Kesadaran manusia atas lingkungan telah mengalami dekadensi. Rasa kepedulian sesama manusia telah menurun drastis. Manusia tidak peduli lagi bahwa pengrusakan alam yang Ia lakukan, akan berdampak luas bagi dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, kejiwaan manusia diarahkan kembali pada hakikat manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk lainnya. Ilmu psikologi atau ilmu tentang jiwa berperan penting dalam penyelamatan lingkungan yang dimulai dari diri tiap manusia. Hingga bisa kita katakan, jika alam kita rusak, maka hal tersebut disebabkan jiwa manusia pengelola alam tersebut yang juga rusak.

Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari kejiwaan manusia. Dalam bahsa sansekerta, psikologi berasal dari kata Atman yang berarti jiwa, Yunani yaitu Psyche, dan Latin yaitu Anima. Jiwa itu sendiri pengertiannya adalah nafas atau inti dari diri manusia itu sendiri. Jiwa adalah suatu elemen yang mengendalikan perilaku dan aktivitas manusia. Bahkan bisa kita katakan, otak manusia yang merupakan pusat semua kegiatan, turut ditentukan kinerjanya oleh jiwa manusia. Bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa”Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat”. Hal ini membuktikan, seorang individu yang memiliki tubuh atau fisik yang sehat, pastilah di dalamnya terdapat jiwa yang sehat. Sebaliknya, jikajiwa seseorang itu sakit, maka akan rusak pula tubuh dari individu itu.

Manusia sebagai makhluk individu, tidak akan pernah bisa dilepaskan dari lingkungan di sekitar manusia itu sendiri. Menurut teori fisis determinis, manusia dikatakan sebagai makhluk pasif, yang segala tingkah lakunya dipengaruhi oleh lingkungan. Pada teori ini, tidak dipercaya bahwa manusia dapat mempengaruhi atau bahkan merubah alam. Teori ini menggambarkan manusia layaknya manusia purba yang masih dalam zaman berburu dan meramu. Manusia purba tidak menentukan nasib mereka sendiri. Kehidupan mereka ditentukan oleh alam. Mereka mengikuti ke mana alam berubah. Di mana tempat ada makanan, di sanalah mereka berada. Kehidupan sangat statis, sehingga tak ada dinamika kehidupan sama sekali. Beda halnya dengan teori posibilis. Teori ini melihat manusia sebagai makhluk aktif. Manusia berperan aktif dalam mempengaruhi lingkungannya, selain lingkungan itu sendiri yang mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia pada teori ini dianggap ikut bertanggung jawab dalam keadaan lingkungan alam sekitar. Mereka tak tergantung lagi pada alam yang menyediakan kehidupan bagi mereka. Takperlu lagi hidup berpindah-pindah untuk mencari makanan, kini mereka bisa bercocok tanam untuk memproduksi makanan sendiri. Zaman ini disebut masa food producing yang merupakan awal dominasi manusia terhadap alam.

Dengan kelebihan akal yang dimilikinya, manusia ditugaskan oleh Tuhan sebagai wakil-Nya di muka bumi. Tugas utamanya adalah mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya. Sekali lagi, untuk mengelola bumi ini sebaik-baiknya, bukan untuk merusaknya. Dominasi manusia denga akal pemikirannya, terkadang malah bertindak semena-mena, tanpa memperhatikan makhluk hidup yang lain. Penebangan hutan yang tak terkendali adalah salah satu contoh perbuatan dominasi manusia yang tak memperhatikan makhluk hidup lain. Demi kepentingan manusia sendiri akan bahan baku kayu yang terus meningkat, manusia membabat hutan tanpa kode etik yang berlaku lagi. Prinsip tebang pilih dan tanam pohon kecil di samping pohon yang ditebang tidak diindahkan lagi. Jika ditilik lebih jauh, penebangan tanpa kendali ini akan berpengaruh sangat luas terhadap makhluk lain. Selain tanah yang menjadi tidak subur dan tandus karena tak ditanami lagi dengan pohon baru, hewan-hewan hutan yang berhabitat asli di hutan pun akan ikut terganggu. Hewan-hewan yang kehilangan habitatnya ini, sebagian ada yang masuk ke daerah pemukiman manusia, yang pada akhirnya mengganggu kemnyamanan manusia. Tapi yang lebih parah, banyak dari spesies hewan tersebut yang punah karena tidak dapat bertahan dengan perubahan habitat itu. Ini adalah kerugian besar bagi plasma nutfah di bumi.
Sumber

Biasakan Menata dan Memelihara Lingkungan

Lingkungan hidup yang bersih dan teratur adalah dambaan seluruh umat manusia,kesibukan sehari-hari manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya kadang kala membuat manusia lupa untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup.Dengan keadaan seperti ini,semakin lama lingkungan hidup yang kita tinggali semakin terancam.Dengan cara membiasakan diri untuk menata dan memelihara lingkungan sekitar,akan banyak manfaat yang bisa dirasakan dilingkungan sekitar,termasuk kita didalamnya,untuk sekarang dan masa depan.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memelihara lingkungan hidup diantaranya:

1.menjaga ketertiban lingkungan sekitar
Menjaga ketertiban berarti kita menghormati hak orang lain dan melakukan kewajiban kita sesuai hukum yang berlaku.Lingkungan yang tertib berarti lingkungan tersebut adalah lingkungan yang memiliki aturan hukum tersendiri yang bisa diikuti oleh masyarakatdisekitar lingkungan tersebut.Seperti menjaga ketertiban didalam rumah (menjaga lingkungan rumah tetap bersih dengan cara membantu ibu membersihkan sampah yang berserakan dihalaman rumah,menyapu sampah tersebut,misalnya membuang sampah didalam rumah ditempat yang telah disediakan.Merapikan ruangan rumah dan sebagainya)

2.ketertiban disekolah
Ketertiban disekolah harus diajarkan dan dilakukan semua pihak yang berkepentingan disekolah.Sebagai siswa penting untuk menjalankan ketertiban disekolah misalnya,menjaga lingkungan hidup disekitar sekolah dengan membuang sampah pada tempatnya,berusaha tepat waktu untuk tiba dan pulang sekolah sesuai jam masuk dan jam keluar sekolah,menjaga ketertiban didalam dan diruang kelas diarea sekolah.

3.ketertiban dilingkungan sekitar lainnya
Kebiasaan yang terbangun dilingkungan rumah dan sekolah akan membentuk kepribadian yang mampu menjaga kebersihan dimanapun kita berada.Kebiasaan untuk menjaga ketertiban dilingkungan sekitar sebaiknya sedari kecil.Hal-hal kecil yang kita lakukan berpengaruh besar terhadap lingkungan.Menjaga kebersihan lingkungan sekitar,menanam pohon disekitar lingkungan sangat membantu dan terciptanya paru-paru kota yang bersih dan hijau.

Sobat,dimanapun kita berada ayo ciptakan dan biasakan menata dan memelihara lingkungan hidup,supaya tercipta ,lingkungan yang tertib,bersih,segar dan segar tentunya."Membangun bumi dengan cara yang bijak akan tercipta suasana lingkungan yang berkualitas" Go Green....!!!!

Petugas Kebersihan KLH Ikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah

Sebanyak kurang lebih 60-an peserta pelatihan yang terdiri dari petugas kebersihan kantor KLH, pengelola kantin KLH, dan perwakilan dari unit unit kerja KLH, mengikuti pelatihan pengelolaan sampah di kantor Kementerian Lingkungan Hidup. Acara dilaksanakan dua hari Senin – Selasa 6 – 7 Februari 2012, dalam upaya penerapan program Eco Office, acara ini hasil kerjasama antara Asdep Pengelolaan Sampah dengan Biro Umum KLH.
Pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesadaran kolektif dalam pengelolaan sampah dimulai dari petugas kebersihan kantor KLH dan pengelola kantin. Diharapkan pelatihan ini akan merubah paradigma untuk tidak hanya membuang sampah tetapi juga mengurangi sampah dari sumbernya, dan memandang sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma.
Disamping itu rencananya Kantor KLH juga akan menerapkan Bank Sampah di lokasi kantor yang nasabahnya adalah pegawai dan seluruh pengelola kantin juga petugas kebersihan sebagai penanggungjawab sampah kantor KLH.
Tujuan daari bank sampah itu sendiri adalah mengurangi sampah di tingkat masyarakat karena kemampuannya yang menjadi bagian dari sistem rantai pengumpulan sampah yang terintegrasi. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R di kalangan masyarakat tidak hanya ekonomi kerakyatan yang kuat, namun pembangunan lingkungan yang bersih dan hijau guna menciptakan masyarakat yang sehat.
Saat ini sudah ada 23 kota/kabupaten yang mengikuti program Bank Sampah dan terdapat 471 Bank Sampah.

Tentang Lingkungan Hidup

Written By Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia on Selasa, 06 Maret 2012 | 08.32

Ismail Rivai
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

LINGKUNGAN HIDUP
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Perubahan Iklim

Kompas Cetak, 26 April 2011
Jakarta, Kompas - Kementerian Lingkungan Hidup dinilai lamban merespons ledakan hama ulat bulu yang disebutkan sebagai dampak fenomena perubahan iklim. Institusi baru Dewan Nasional Perubahan Iklim pun belum bekerja efektif.
”Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tergagap menghadapi masalah terkait dampak perubahan iklim ini,” kata mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf di Jakarta, Senin (25/4).
Menurut dia, KLH maupun Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) terpaku pada dampak perubahan iklim pemicu bencana, seperti longsor dan banjir. Bahkan, terpaku pada negosiasi dengan Norwegia yang berkomitmen menyalurkan dana 1 miliar dollar AS untuk penurunan emisi di Indonesia.
Jangan dimusnahkan
Secara terpisah, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta dalam konferensi pers kemarin mengemukakan, ulat bulu jangan dimusnahkan. Prinsip pengendaliannya hanya untuk menekan jumlah populasinya supaya tak meledak dan merugikan secara ekonomi.
”Memang pada awalnya terjadi pemusnahan dengan insektisida kimia. Semestinya digunakan cara lebih ramah lingkungan,” kata Gusti.
Hadir dalam konferensi pers, Kepala Pusat Penelitian Perkebunan Kementerian Pertanian Moch Syakir, ahli serangga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Sutrisno, ahli proteksi tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanu Triwidodo, dan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuwamin Mulyono.
Menurut Tuwamin, ledakan populasi ulat bulu terbanyak di Probolinggo diduga terkait erupsi Gunung Bromo. Saat itu arah angin ke barat daya menuju wilayah Probolinggo.
Monitoring BMKG pada Maret 2011, tingkat kelembapan wilayah Probolinggo mencapai 85 persen (tergolong tinggi) dan curah hujan 261 milimeter per bulan (tergolong tinggi). ”Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap ledakan populasi hama ulat bulu juga terus dipantau, khususnya ke arah barat dari gunung tersebut,” kata Hermanu.
Dari Malang dilaporkan, pasca-serangan ulat bulu di Jawa Timur, masyarakat diminta tenang dan memupuk tanaman yang terserang ulat bulu. Penyemprotan pestisida tak lagi disarankan karena dapat merusak ekosistem.
”Sebaiknya tanaman dibiarkan tumbuh normal. Kalau perlu, pupuk secukupnya. Serangan ulat bulu bisa dianggap sebagai tingkat stres yang dibutuhkan tanaman untuk berbunga dan berbuah,” tutur Sudarmadi Purnomo, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur di Karangploso, Malang. (NAW/ICH/DIA)

Tentang Pilhi

Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILI) adalah organisasi nirlaba yang didirikan untuk mendukung pergerakan kelembagaan masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah (ornop) lingkungan di Indonesia. Didirikan pada tanggal 1 Mei 2000. Program PILHI fokus pada LEAF (Learning and Facilitation) dan KOMINFO (Komunikasi Informasi).
Visi PILHI adalah Terbentuknya pemahaman, kemampuan dan sikap masyarakat Indonesia untuk mewujudkan pengelolaan konservasi dan alam yang berkelanjutan.

Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia

dalam pengembangan

ISMAIL RIVAI Ketua PILHI Bone

Menu Utama

PUSAT INFORMASI LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA

 
Supported : BLHD BONE | KPPM BONE | DISBUDPAR BONE | edit | edit | edit | Latebo
Copyright © 2011. PUSAT INFORMASI LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA - All Rights Reserved
MARI SELAMATKAN DAN LESTARIKAN LINGKUNGAN Pilhi Bone Desain Teluk Bone
Proudly powered by Blogger